13
Siapa yang tek kenal dengan sosok yang satu ini , dialah seorang
pejuang sejati pembela rakyat jelata, pemersatu bangsa. yah dialah bung
karno sang proklamator.
banyak sekali pidato-pidato beliau yang dapat menyatuakn semgat rakyat di negri ini.
sekilas mengenang beliau dengan pidato-pidato yang meggetarkan jiwa.
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari
akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung
Karno)
“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat
nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk
mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang
presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah
kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha
Esa.” (Soekarno)
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk
berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak
akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu
akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu
bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato
HUT Proklamasi 1963 Bung Karno)
“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)
“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa
pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT
Proklamasi, 1949 Soekarno)
“Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga
warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita
selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak
keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno)
“Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu
: “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma
biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum
bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno)
“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau
adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang
akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno)
“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya
diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar
negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya
adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno)
“Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul,
mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo
siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno)
“Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung.
Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak
yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka
tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung
Karno)
“Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat
bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan
semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris
buat kepentingan bersama!
Sumber: Soekarno, Pidato di BPUPKI, 1 Juni 1945”
“Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, Saudara-saudara. Berjiwa
besarlah, berimajinasi. Gali ! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu
tanah air yang paling cantik di dunia.
Pidato di Semarang, 29 Juli 1956”
““Aku pernah berkata, ada orang kaya raya, auto Impala, auto
Mercedes, gedungnya tiga, empat, lima tingkat, tempat tidurnya kasurnya
tujuh lapis mentul-mentul. Tiap-tiap hari makan empat, lima, enam, tujuh
kali. Ya, seluruh rumahnya itu laksana ditabur dengan ratna mutu
manikam, kakinya tidak pernah menginjak ubin, yang diinjak selalu
permadani yang tebal dan indah. Tapi orang yang demikian itu,
pengkhianat. Tapi orang yang demikian itu menjadi kaya oleh karena
Korupsi. Orang yang demikian itu di wajah-Nya Tuhan yang Maha Esa,
adalah orang yang rendah. Di wajah Tuhan Yang Maha Esa dia adalah orang
yang rendah!” BK, Kongres Persatuan Pamong Desa Indonesia, 12 Mei 1964.”
“JANGAN DENGARKAN ASING”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar